@article{Solichin_2015, title={Perkembangan Pendidikan Meunasah dan Dayah di Aceh}, volume={1}, url={https://journal.unipdu.ac.id/index.php/dirasat/article/view/509}, DOI={10.26594/dirasat.v1i1.509}, abstractNote={<p>Meunasah dan Dayah dalam masa perjalanannya tumbuh seiring perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Aceh yang memiliki peran strategis dalam pembentukan kebudayaan Islam di wilayah kekuasaan mereka masing-masing. Ini membuktikan bahwa kerajaan-kerajaan Melayu baik di Malaka (Malaysia) maupun di Aceh (Nangroe Aceh Darussalam) memiliki jaringan arkeologi sejarah kebudayaan dan peradaban yang terbentuk berdasarkan motivasi agama dan menjadikan tradisi Melayu sebagai identitas pemersatu mereka. Kehadiran lembaga-lembaga klasik Islam tersebut di atas terus mengalami perluasan secara fungsional, pergeseran sistem karena tuntutan perkembangan zaman, pun juga tuntutan sosial kehidupan masyarakat yang saat ini tidak lagi membutuhkan pemecahan problematika kehidupan melalui ilmu-ilmu agama semata, namun juga integrasi antara agama, ilmu pengetahuan dan teknologi. Memodernisasikan Meunasah dan Dayah sebagai upaya menyelamatkan institusi Islam tua ini agar tidak menjadi “cagar budaya”, tentu bisa belajar dari pengalaman model-model modernisasi madrasah berdasarkan pengalaman Mesir (Masjid-Madrasah-Universitas al-Azhar), Turki (Maktab-Sekolah Remaja-Sekolah perempuan-Sekolah Imam-Khatib), dan Saudi Arabia (Madrasah-Sekolah Hasyimiyah).</p><p><em>Meunasah</em> and <em>Dayah</em> in their development along with Islamic kingdoms in Aceh have a strategic role in the formation of Islamic culture in their own territories. This proves that the Malay kingdoms either in Malacca (Malaysia) as well as in Aceh (NAD) had a network of archaeological history of culture and civilization formed based on religious motivation and made the Malay tradition as their unifying identity. The existence of the classical Islamic institutions mentioned above continue to functionally expand and the system shifted because of the demands of the current time. It was also because of the social demands of the society that is no longer in need of solving the problems of life through a mere religious science, but also the integration of religion, science and Technology. To modernize Meunasah and Dayah in an effort to save this old Islamic institutions from becoming "cultural heritage", could certainly be learned from the experience of modernization models of madrasa in Egypt (Mosque-Madrasa-al Azhar University), Turkey (Maktab- Teenagers Schools-Girls Schools-Imam Schools-Khatib), and Saudi Arabia (Madrasah-Hashimiyah schools).</p>}, number={1}, journal={Dirasat: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam}, author={Solichin, Mujianto}, year={2015}, month={Dec.}, pages={124–151} }