Pasar Tunggal Asean 2015: Diplomasi Indonesia Dan Penguatan Kapasitas Tenaga Kerja Terdidik

Main Article Content

annisa gita srikandini

Abstract

ABSTRAK

Paper ini berargumen bahwa dalam rangka menyambut Pasar Tunggal ASEAN2015, Indonesia harus pula meningkatkan kesiapan sektor jasa nya melalui penguatan kapasitas tenaga kerja terdidik. Dalam lima prioritas sektor jasa yang akan diintegrasikan di Pasar Tunggal ASEAN 2015, yaitu kesehatan, e-commerce, pariwisata, pelayanan jasa penerbangan dan logistik, peran tenaga kerja terdidik menjadi elemen yang esensial bagi terwujudnya kepentingan nasional Indonesia. Dalam membahas isu ini, pemaparan mengenai pendekatan ‘top-down’ approach’ dan ‘bottom- up approach’ dalam mempersiapkan pasar tunggal ASEAN harus pula dilihat. Kepentingan nasional yang telah diformulasikan di level nasional harus mampu diimplementasikan di level daerah. Sedangkan, masyarakat harus mampu pula menjadi activator network yang membantu upaya diplomasi Indonesia.Salah satu upaya yang bisa dilakukan Indonesia adalah memanfaatkan diplomasi luar negeri nya untuk memperkuat kapasitas tenaga kerja terdidik. Paper ini akan berusaha memaparkan mekanisme diplomasi dan peran masyarakat yang bisa dilakukan dalam mendukung upaya diplomasi penguatan kapasistas tenaga kerja terdidik

Kata kunci: tenaga kerja terdidik, penguatan kapasitas, diplomasi, two level game.

ABSTRACT

This paper argues that in order to prepare ASEAN Economic Community 2015, Indonesia should improve their competence in service sector through skilled labourempowerment. Within five priorities in service sector; health, e-commerce, tourism, flight service and logistics, the role of skilled labourplays an essential factor for the achievement of Indonesian national interest. In order to discuss this issue, the explanation about ‘top-down approach’ and ‘bottom-up approach’ of Indonesian policy toward ASEAN Single Market 2015, should be perceived. National Interest which has been formulated in the national level should be feasible to be implemented in the local level. Meanwhile, the society ought to plays their role as activator network to support Indonesian diplomacy. Indonesia can use their mechanism of diplomacy to empower the worker. Further, this paper will also try to elaborate the role of society as an important variable for Indonesian diplomacy.

Keywords: skilled labour, capacity building, diplomacy, two level game.

Article Details

Section
Articles