MULTIKULTURALISME PESANTREN DI ANTARA PENDIDIKAN TRADISIONAL DAN MODERN

Penulis

  • Rif'atul Mahfudhoh Madrasah Tsanawiyah Negeri Keras Jombang
  • Mohammad Yahya Ashari Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang

Kata Kunci:

Pesantren, Multikulturalisme, Pendidikan

Abstrak

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia mempunyai potensi besar untuk mengembangkan diri lebih aktif dan mempunyai peran besar dalam mensosialisasikan serta mengembangkan ajaran dan nilai-nilai Islam di Nusantara. Namun, mayoritas pesantren yang ada saat ini, seakan berjalan di tempat dan mengalami kondisi stagnan. Jenis penelitian ini adalah studi literature dan metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil yagn didapat bahwa pesantren mempunyai potensi multikultural yang tinggi. Potensi multikulturalitas pesantren itu terletak pda sikap agalitarian, fleksibel dan inklusif. Walau demikian pesantren masih dilundrung masalah seperti problem konservatif dan defensif terhadap kultur yang diyakini sehingga pesantren terjebak pada kebenaran absolut (absolutely truth) yang bahkan meminggirkan dan menyingkirkaan kelompok lain yang berbeda dengan pesantren. Di sisil lain, kurikulum pesantren juga tidak mau beranjak dari pola klasik dengan hanya mengkaji kitab kuning.

Pesantren is the oldest islamic education institution in Indonesia. They have enormous potential to develop themselves in spreading islamic teachings and values across Indonesia. However, many pesantren today are stagnant. This research was literature study and involved as qualitative descriptive. It result shows that pasantren has a high multicultural potential. This potentiallies in egalitarian, flexibility and inclusive attitude. However, the pesantren today are plagued by conservatism and defensive culture problem. Moreover, they have been trapped in absolutely truth. Thus, this idea will pull over another group which have different thinking. In addition, pesantren curriculum insists on yellow book studies, showing that they do not want to move from classical education.

Referensi

reire, Paulo. Politik Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2001.

“Pesantren dan Multikulturalisme”. Jurnal Pesantren. Jakarta: DEPAG RI. 2002.

Jurnal Antropologi Indonesia. Multikultural Education In Indonesia And South East Asia. Jakarta: Yayasan TIFA. 2004.

J. Moleong, Lexi. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2000.

Nazir, Mohamad. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2000.

Raihani. Curriculum Construction In The Indonesian Pesantren: A comparative case study of curriculum development in two pesantrens in South Kalimantan. Karya ilmiah disampaikan di Jakarta. 20 Februari 2003.

“Menggagas Pesantren Masa Depan” Seri Pemikiran Pesantren. Yogyakarta: Qirtas, 2003.

Wahid, Abdurrahman. Menggerakkan Tradisi: Esai-Esai Pesantren. Yogyakarta: LkiS. 2001.

Yakin, M. Ainul. Pendidikan Multikultural: Cross Cultural Understanding Untuk Demokrasi dan Keadilan. Yogyakarta: Pilar Media. 2005.

Unduhan

Diterbitkan

2015-04-15

Terbitan

Bagian

Artikel